Rabu, 22 November 2017

Kepadamu awan-awanku, juga hujan. salam rindu.



Bulan desember,
Hujan lebih sering mengunjungiku, entah itu pagi, siang, malam, bahkan fajar.
Mana bisa pula ku larang, ini memang bulannya bukan ?
Ia sering dimaki-maki karena menggangu aktifitas semua orang. Ia juga sedikit tersinggung akan ucapan manusia. Ia mengadu kepadaku 
"Ra, manusia itu inginnya apa ? kenapa jika aku tak datang mereka mencariku. kini, aku datang. Mengapa malah aku disalahkan ?"
Aku tertawa, cukup jelas hujan memang terkadang merusak rencana semua orang, tapi dia hanya suruhan tuhan, dan bagiku hujan baik. Aku tak pernah merasa sangat dirugikan olehnya. hanya ibuku yang kesal, jemurannya tak kunjung kering.

Awan-awanku.

Hari ini kau murung, aku melihatmu mulai sendu. menghitam
Tatapanku kuat pada langit. 
Menatapi awan yang berjalan beriringan seperti menandakan ia tau aku datang.
membawa peluh yang senantiasa ku eluh-eluhka Aku memulai cerita-ceritaku padanya.
Ia cukup mengerti aku dalam keadaan seperti apapun, ia penjaga rahasia. Sangat menjaga.




Tidak ada komentar: