pecahan kaca ditangannya ia tancapkan tepat diubun-ubunku,
bertabur debu kematian, memuncratkan darah hitam dari kepalaku
aku tak temukan rumpunan jerami ketika berlari kesawah
telapak tanganku berdarah .. "hitam" dijangtungku terasa "lebam"aku tak bisa rasakan apa-apa, aku tak bergerak, aku tak melangkah, aku terjatuh lalu, aku tetap tak bisa apa-apa
dingin itu mencekik tubuhku tapi ia buat rasa nyaman disekelilingnya
aku hampir mati tak dapat bernapas tapi aku tetap tau mau lepas .. aku tenang, aku damai, aku tentram dalam sakitnya ..
ia merapat buat kecewa dalam hatiku, kecewa teramat sangat .
rasa benci itu mengalahkan dia yang ku benci . rasa sakit tu menggejolak jadi detak jantungku ketika semi
rasakan denyut luka nya .. ia mendarah daging
aku tak bisa rasakan sempurna, bukan aku .. bukan aku
aku tidak sempurna .. tetap tak akan bisa jadi manusia yang layaknya
dipersimpangan kamar gelapku, saksi mata tiap tangisan dan rasa lebam dihatiku
hancur dan hancur lagi .. sudikah kau tuhan tanamkan air mataku lebih dari ini
aku tak sanggup merasakan sakit dan denyut luka tanpa air mata ini
bolehkah aku rasakan tawa lepas seperti mereka ?
diijinkan kah aku rasakan sayang mereka ?
diberikan kah aku waktu lebih lam tetapi bukan dalam duka, bukan sakit ini, bukan mata merah ini
aku ingin melihat jernih .. tanpa sakit tidak dihargai .
melihat dia yang ku cintai .. melihat mereka seperti bunga ketika musim semi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar